Senin, 19 Maret 2018

Mengenang Hawking: Menakklukan Penyakit, dan Semesta




sumber: hawking.org.uk
“Anda mengatakan bahwa ada alam semesta pararel dengan jumlah tidak terbatas, apakah itu berarti ada semesta dimana saya lebih pintar dari anda?”

“Ya... dan semesta dimana kamu bisa melawak.”

-wawancara Stephen pada Last Week Tonight

Kematian fisikawan besar ini mengejutkan banyak orang, tidak terkecuali saya sendiri. Bagi saya, Hawking adalah sedikit dari ilmuwan yang saya ketahui berkat sosoknya yang selalu muncul di kultur-kultur populer. Dirinya pernah menjadi cameo di berbagai film, dan bahkan teori-teori yang dia tekuni juga menjadi bahan bakar untuk cerita-cerita fiksi-ilmiah terbaik.

Sosok Hawking dengan kursi roda dan synthesizer untuk berbicara, tidak akan membuat orang melupakannya, akan tetapi apa yang lebih berharga, muncul dari otak fisikawan yang secara fisiknya dipandang sebelah mata tersebut.

Menembus batasan fisik
Apa yang diderita Stephen Hawking adalah penyakit yang menyerang neuron yang mengendalikan otot lurik sebagai fungsi pergerakan. Penyakit dengan nama singkat ALS (amyotrophic lateral scierosis) membuat Stephen tidak bisa menggerakan badannya, dan sedikit-demi sedikit, kemampuan berbicaranya juga ikut lumpuh.

Stephen yang saat itu berumur 21 didiagnosis hanya memiliki 2 tahun masa hidup, tidak putus asa dan tetap melanjutkan aktivitasnya seperti biasa. Ia berpikir bahwa dirinya yang nomor satu adalah ilmuwan, penulis teori populer nomor dua, dan yang lainnya kemudian.

Stephen memiliki kontribusi dalam menyalurkan bantuan kepada orang-orang disabilitas seperti dirinya, ia mengumpulkan dana, menjadi pembicara, dan menandatangani dukungan pemerintah untuk para disabilitas. Ia menjadi model disabilitas yang tetap mandiri dan dapat berkarya sebaik manusia sehat.

Kursi yang dimilikinya adalah hasil dari kolaborasinya bersama Intel, dan suara AI buatannya didesain oleh CEO Word Plus.  


Radiasi Hawking
Salah satu temuannya yang menggemparkan dunia, adalah Radiasi Hawking. Radiasi yang muncul dari lubang hitam ini tidak pernah diperkirakan oleh ilmuwan lainnya, karena gaya gravitasi lubang hitam dipercaya tidak dapat dihindari oleh benda apapun, bahkan cahaya.

Uniknya, teori ini muncul dari pemecahan teori yang sebelumnya dibuat oleh Hawking sendiri. Postulat yang ia susun sebelumnya, dalam second law of black hole dynamics, Stephen berpendapat bahwa lubang hitam akan menelan apapun, abadi, dan tidak akan berubah. Akan tetapi postulat ini salah ketika Stephen bertemu dengan Yakov Borisovish, dan Alexei Starobinsky. Mereka berpendapat bahwa lubang hitam yang berputar seharusnya mengeluarkan partikel, sesuai prinsip ketidakjelasan Heisenberg.

Setelah diteliti secara matematis, terbukti bahwa hukum kedua dari law of black hole dynamics ini salah total. Pada tahun 1974, Stephen mempresentasikan prediksi keberadaan partikel yang keluar dari lubang hitam. Ini merupakan temuan baru, karena tidak pernah dikira sebelumnya ada informasi yang dapat keluar dari lubang hitam.

Penelitian ini juga menjelaskan bahwa lubang hitam melepaskan energi dalam gerakan memutar. Suatu waktu energi ini akan habis, dan lubang hitam akan hilang. Temuan ini mematahkan pendapat bahwa lubang hitam itu abadi.
Temuan besar ini telah menghubungkan dua cabang fisika modern, yaitu mekanika kuantum dan teori relativitas. Keduanya dinilai sama-sama valid, akan tetapi penerapannya bertolak belakang satu sama lain.

Hawking tidak hanya memberikan tambahan pembelajaran yang membahas lubang hitam, radiasi Hawking tersebut adalah jembatan yang mempu menghubungkan kedua studi tersebut menjadi satu bentuk teori tunggal yang dapat menjelaskan bagaimana alam semesta tercipta, atau yang disebut theory of everything.

Hawking dan sentimennya terhadap dunia
Tidak hanya terpaku pada fisika semata, Hawking juga banyak berkomentar pada kehidupan manusia. Salah satunya adalah bagaimana pandangannya yang pesimis terhadap keberlangsungan hidup manusia di bumi. Ia berpendapat bahwa aktivitas manusia sudah sangat melukai alam, dan jika manusia tidak dapat melakukan aksi ekstrim dalam menjaga lingkungan, ia berpendapat bahwa tidak ada seribu tahun umur manusia di bumi.

Solusi ekstrim yang diusulkan Stephen tersebut adalah kolonialisasi manusia ke planet lain, Stephen berpikir bahwa planet Mars adalah kesempatan terbaik manusia untuk bertahan hidup. Kata-kata Stephen membuat media massa pada saat itu ramai dengan rumor bahwa NASA akan segera mengirim manusia ke Mars untuk eksperimen lingkungan hidup.

Selain itu, Stephen juga memperingatkan perkembangan AI yang menurutnya mampu melampaui manusia sebagai penciptanya. Ia berpendapat bahwa bisa saja kecerdasan buatan yang semakin berkembang akan melampaui kecerdasan manusia, dan terjadi skenario terburuk yang biasanya hanya terjadi di cerita fiksi-ilmiah. Meskipun begitu, ia tidak menyangkal bahwa AI telah membawa berbagai kemudahan dan kontribusi, terutama pada disabilitas sepertinya yang dapat berbicara berkat bantuan komputer di kursi rodanya.

Dalam hidup personalnya pun, Stephen mengatakan misteri yang paling sulit dipecahkan adalah hati perempuan. Dalam buku biografinya yang berjudul Stephen Hawking: His Life and Work juga menuliskan pemikiran pribadinya, akan cinta dan kehidupan. Baginya ia dapat melewati hidup dan menjadi dirinya karena cinta dari orang disekitarnya, dan dapat memaknai hidupnya.

***