Disutradai oleh Fisher Stevens, Before the Flood adalah
film dokumenter yang dibintangi oleh aktor oscar, Leonardo Dicaprio. Film ini
menceritakan perjalanan Leonardo mengelilingi dunia sebagai duta perdamaian PBB
untuk lingkungan hidup. Film yang dibuat akhir tahun 2016 ini mendapat
penghargaan Evening Standard British Film Awards, dan Hollywood Film Awards.
SINOPSIS
Leonardo membuka kisahnya tentang poster dari lukisan
yang ia lihat sejak kecil. Garden of Earthly Delight, oleh Hieronymus Bosch,
tahun 1515. Ia menceritakan kisah dalam lukisan tersebut, mulai dari penciptaan
Adam dan Hawa di taman eden, kesenangan duniawi, dan yang terakhir, adalah hari
penghakiman dimana petaka melanda umat manusia. Panel ketiga menunjukan gambar
yang gelap, kelam dan menakutkan. Cukup untuk membuat Leonardo kecil bergidik
ngeri.
Scene kemudian berpindah bertahun-tahun setelahnya,
saat-saat Leonardo resmi menjadi duta perdamaian oleh PBB pada 2014, tahun
dimana kemudian ia menjalankan misinya menjelajahi dunia, mencari bukti
seberapa besar kerusakan alam yang telah dilakukan manusia selama ini.
Film ini menjelaskan bagaimana Amerika, sebagai negara
besar begitu terobsesi dengan bahan bakar fossil, terutama minyak. Komoditas
ini bisa dikatakan adalah sumber bahan bakar termurah dan termudah, saking
nyamannya Amerika menggunakan komoditas ini, berbagai upaya dilakukan
perusahaan-perusahaan besar untuk menyela peralihan ke energi ramah lingkungan.
Dengan terang-terangan, film ini menyebutkan nama, serta logo
perusahaan-perusahaan yang diperkirakan melobi pemerintahan. Alhasil mulai
munculah perdebatan antar anggota parlemen, antara mereka yang mengakui adanya
pemanasan global, serta mereka yang tidak percaya adanya pemanasan global.
Leonardo menjelajahi dunia, mulai dari melihat ketebalan
es yang menurun di antartika, hilangnya glester, hingga pembakaran-pembakaran
hutan yang telah menghancurkan ekosistem, serta mengancam keberlangsungan
kehidupan di dunia. Indonesia juga masuk kedalam film ini, akan tetapi tidak
dalam konteks dibanggakan, melainkan cukup dipermalukan karena tingkat korupsi
negara kita, yang membuat penggundulan hutan demi pembukaan lahan pohon sawit
dilakukan.
Ia juga bertemu dengan para ahli lingkungan. Ia menanyakan
apa yang akan terjadi di masa depan bila kenaikan suhu bumi tidak diantisipasi
dan ditanggulangi. Apa yang dijelaskan oleh para ahli tersebut cukup membuat
bulu kuduk merinding.
Usaha-usaha peralihan teknologi juga ditelusuri. Ia
mengunjungi Cina untuk melihat usaha negara tersebut mengusahakan peralihan
energi menjadi tenaga surya. Serta mendapat pemahaman tentang bagaimana pola
makan daging sapi yang populer pada orang Amerika menjadi penyumbang gas Co2
yang besar.
Kisah perjalanan ini pada akhirnya ia sampaikan di
konferensi di Paris, dimana semua negara berkumpul dan menandatangani
perjanjian menjaga keberlangsungan lingkungan hidup di muka bumi. Akan tetapi,
hal itu belum cukup. Perlu ada niat, aksi langsung, serta kekompakan umat
manusia untuk benar-benar bisa memperbaiki iklim yang terjadi di bumi saat ini.
REVIEW
Untuk sebuah film dokumenter, Before the Flood disajikan
dengan sangat menarik dan menggugah. Dimulai dari kisah pribadi Leonardo,
menceritakan masa lalunya yang selalu melihat lukisan tentang akhir dunia.
Penonton diberikan sebuah pernyataan bahwa ‘akhir dunia selalu dibayang-bayangkan
oleh manusia sejak jaman dulu, tapi sadarkah kita bahwa kita sedang berperan
dalam proses membunuh bumi?’
Pembuka yang amat indah dalam menarik penonton kedalam
tema utama film ini. Penggunaan footage dalam visualisasi film juga pas.
Politisi serta perusahaan yang menentang pemanasan global dengan berani di
munculkan di depan layar, diluar kekaguman saya terhadap keberanian editor
dalam pencantuman perusahaan serta orang-orang tersebut, penggunaan footage
yang tepat juga mempengaruhi bagaimana penonton mengartikan pesan-pesan yang
disampaikan dalam sesi scene tersebut.
Singkat kata, tidak ada kebosanan selama menonton film
dokumenter ini. Semua hal diceritakan dengan menarik, penggunaan footage yang
tepat, serta penaruhan kutipan narasumber yang turut membuat saya tertawa dan
kagum selama pemutaran film ini.
Cerita dari film juga runtun, dan ditutup dengan solusi
dan komitmen yang seakan menunjukan harapan di masa depan. Konflik, konklusi,
serta solusi sangat informatif dalam mengedukasi penonton terhadap apa yang
perlu mereka lakukan untuk menjaga bumi. Sebuah inti dari keseluruhan film
dokumenter ini.
Sementara, kekurangan yang saya temukan lagi ada pada
ketidakjelasan waktu dalam film tersebut. Apakah diambil pada 2017, atau
sebelum 2017. Bagi saya, seharusnya detail waktu, hari, bulan, hingga tahun
dicantumkan bersama dengan lokasi, terutama terhadap scene dimana Leo diangkat
menjadi duta. Karena scene di sesi terakhir merupakan tempat yang sama, perlu
ada penjelasan waktu, sehingga penonton tidak bingung.
Film ini telah sukses menyampaikan keseluruhan pesan yang
ingin disampaikan Leonardo Dicaprio sebagai duta perdamaian yang menyerukan
lingkungan hidup. Akan tetapi, ada detil-detil yang tertinggal, walaupun
detil-detil tersebut adalah hal kecil, akan lebih bagus dan lebih informatif
bila dicantumkan kedalam film, seperti keterangan tempat, dan waktu.
Skor personal saya terhadap film ini adalah:
4/4