Jumat, 10 November 2017

Before the Flood: Peringatan Sebelum Petaka Besar


Disutradai oleh Fisher Stevens, Before the Flood adalah film dokumenter yang dibintangi oleh aktor oscar, Leonardo Dicaprio. Film ini menceritakan perjalanan Leonardo mengelilingi dunia sebagai duta perdamaian PBB untuk lingkungan hidup. Film yang dibuat akhir tahun 2016 ini mendapat penghargaan Evening Standard British Film Awards, dan Hollywood Film Awards.


SINOPSIS

Leonardo membuka kisahnya tentang poster dari lukisan yang ia lihat sejak kecil. Garden of Earthly Delight, oleh Hieronymus Bosch, tahun 1515. Ia menceritakan kisah dalam lukisan tersebut, mulai dari penciptaan Adam dan Hawa di taman eden, kesenangan duniawi, dan yang terakhir, adalah hari penghakiman dimana petaka melanda umat manusia. Panel ketiga menunjukan gambar yang gelap, kelam dan menakutkan. Cukup untuk membuat Leonardo kecil bergidik ngeri.



Scene kemudian berpindah bertahun-tahun setelahnya, saat-saat Leonardo resmi menjadi duta perdamaian oleh PBB pada 2014, tahun dimana kemudian ia menjalankan misinya menjelajahi dunia, mencari bukti seberapa besar kerusakan alam yang telah dilakukan manusia selama ini.

Film ini menjelaskan bagaimana Amerika, sebagai negara besar begitu terobsesi dengan bahan bakar fossil, terutama minyak. Komoditas ini bisa dikatakan adalah sumber bahan bakar termurah dan termudah, saking nyamannya Amerika menggunakan komoditas ini, berbagai upaya dilakukan perusahaan-perusahaan besar untuk menyela peralihan ke energi ramah lingkungan. Dengan terang-terangan, film ini menyebutkan nama, serta logo perusahaan-perusahaan yang diperkirakan melobi pemerintahan. Alhasil mulai munculah perdebatan antar anggota parlemen, antara mereka yang mengakui adanya pemanasan global, serta mereka yang tidak percaya adanya pemanasan global.

Leonardo menjelajahi dunia, mulai dari melihat ketebalan es yang menurun di antartika, hilangnya glester, hingga pembakaran-pembakaran hutan yang telah menghancurkan ekosistem, serta mengancam keberlangsungan kehidupan di dunia. Indonesia juga masuk kedalam film ini, akan tetapi tidak dalam konteks dibanggakan, melainkan cukup dipermalukan karena tingkat korupsi negara kita, yang membuat penggundulan hutan demi pembukaan lahan pohon sawit dilakukan.



Ia juga bertemu dengan para ahli lingkungan. Ia menanyakan apa yang akan terjadi di masa depan bila kenaikan suhu bumi tidak diantisipasi dan ditanggulangi. Apa yang dijelaskan oleh para ahli tersebut cukup membuat bulu kuduk merinding.

Usaha-usaha peralihan teknologi juga ditelusuri. Ia mengunjungi Cina untuk melihat usaha negara tersebut mengusahakan peralihan energi menjadi tenaga surya. Serta mendapat pemahaman tentang bagaimana pola makan daging sapi yang populer pada orang Amerika menjadi penyumbang gas Co2 yang besar.

Kisah perjalanan ini pada akhirnya ia sampaikan di konferensi di Paris, dimana semua negara berkumpul dan menandatangani perjanjian menjaga keberlangsungan lingkungan hidup di muka bumi. Akan tetapi, hal itu belum cukup. Perlu ada niat, aksi langsung, serta kekompakan umat manusia untuk benar-benar bisa memperbaiki iklim yang terjadi di bumi saat ini.




REVIEW

Untuk sebuah film dokumenter, Before the Flood disajikan dengan sangat menarik dan menggugah. Dimulai dari kisah pribadi Leonardo, menceritakan masa lalunya yang selalu melihat lukisan tentang akhir dunia. Penonton diberikan sebuah pernyataan bahwa ‘akhir dunia selalu dibayang-bayangkan oleh manusia sejak jaman dulu, tapi sadarkah kita bahwa kita sedang berperan dalam proses membunuh bumi?’

Pembuka yang amat indah dalam menarik penonton kedalam tema utama film ini. Penggunaan footage dalam visualisasi film juga pas. Politisi serta perusahaan yang menentang pemanasan global dengan berani di munculkan di depan layar, diluar kekaguman saya terhadap keberanian editor dalam pencantuman perusahaan serta orang-orang tersebut, penggunaan footage yang tepat juga mempengaruhi bagaimana penonton mengartikan pesan-pesan yang disampaikan dalam sesi scene tersebut.

Singkat kata, tidak ada kebosanan selama menonton film dokumenter ini. Semua hal diceritakan dengan menarik, penggunaan footage yang tepat, serta penaruhan kutipan narasumber yang turut membuat saya tertawa dan kagum selama pemutaran film ini.

Cerita dari film juga runtun, dan ditutup dengan solusi dan komitmen yang seakan menunjukan harapan di masa depan. Konflik, konklusi, serta solusi sangat informatif dalam mengedukasi penonton terhadap apa yang perlu mereka lakukan untuk menjaga bumi. Sebuah inti dari keseluruhan film dokumenter ini.

Sementara, kekurangan yang saya temukan lagi ada pada ketidakjelasan waktu dalam film tersebut. Apakah diambil pada 2017, atau sebelum 2017. Bagi saya, seharusnya detail waktu, hari, bulan, hingga tahun dicantumkan bersama dengan lokasi, terutama terhadap scene dimana Leo diangkat menjadi duta. Karena scene di sesi terakhir merupakan tempat yang sama, perlu ada penjelasan waktu, sehingga penonton tidak bingung.

Film ini telah sukses menyampaikan keseluruhan pesan yang ingin disampaikan Leonardo Dicaprio sebagai duta perdamaian yang menyerukan lingkungan hidup. Akan tetapi, ada detil-detil yang tertinggal, walaupun detil-detil tersebut adalah hal kecil, akan lebih bagus dan lebih informatif bila dicantumkan kedalam film, seperti keterangan tempat, dan waktu.
Skor personal saya terhadap film ini adalah:

4/4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar