Rabu, 10 Juli 2013

Gadis Kecil dan Lelaki Pemimpi

Aku punya sebuah kisah, kisah yang lama kubuat sejak pertama kali aku menjejakkan kaki di kehidupanku yang baru. Ada seorang lelaki, lelaki menyedihkan yang kerjanya hanya hidup. Hidup, satu-satunya hal yang bisa ia lakukan sementara bagian lain darinya hampir mati, bahkan sudah mati. Saat itu, ketika ia tidak bisa lagi melakukan apa yang dia sukai, dimana goresan pena hanya garis belaka yang tidak menarik. Semua hanya seperti itu, bersamaan dengan arus pelan, arus yang amat membosankan.

Saat itu adalah sebuah hari di tengah musim panas, dimana berpisah dari pendingin udara terasa amat sulit dan es krim adalah satu-satunya persediaan tangki pendingin dalam tubuh, Laki-laki itu, berjalan sendirian ke taman. Tidak ada apapun yang ingin dia lakukan, hanya jalan-jalan berkeliling, sebab ia sangat bosan.

Itu adalah pertemuannya dengan seorang gadis kecil.

Gadis Kecil... hanya itulah pangilannya, tidak ada nama yang dapat mengasumsikan tawa kanak-kanaknya itu, tidak ada yang bisa mencerminkan kesuciannya.
Gadis Kecil memiliki sayap. Sayap merpati pelangi yang indah, berlukiskan warna-warna yang saling berharmoni, membawa siapapun yang melihatnya terpaku akan keindahannya.

Sebuah kenangan musim panas, tercipta dari pertemuan lelaki itu dengan seorang Gadis Kecil. Sejak hari itu, Lelaki tersebut menegaskan pada dirinya bahwa musim panas tahun depan, ia akan bertemu kembali dengannya.

Musim panas akhirnya tiba satu tahun kemudian,
Tetapi tiada yang ia temukan di kursi taman musim panas itu,
Dan kemudian, musim panas tahun depan lagi
Tetap tidak ada yang duduk di kursi taman itu.



Hingga kemudian, Lelaki itu sadar
akan goresan pena di buku catatannya.
Perlahan ia merenung

ia terdiam

ia bersedekap pada dirinya sendiri

antara nyata dan palsu

antara ilusi dan kebenaran

Gadis Kecil, Gadis Kecil

masihkah engkau diluar sana?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar