Senin, 08 Juli 2013

Price of Sociality

Post kedua akhirnya dibuka dengan sebuah gambar anime, mungkin saya sudah bilang kalau salah satu hobi saya adalah menonton anime-anime 2D buatan jepang, dimulai dari antusiasme saya pada animasi tersebut 3 tahun lalu, saya jadi mempunyai banyak teman di dunia maya, walaupun saat ini antusiasme saya mulai berkurang semenjak mulai kembali ke sosialita dan arus dunia maya yang... aneh...

anime diatas berjudul Yahari Ore no Seishun Love Comedy wa Machigatteru, berkisah seputar seorang anak SMA penyendiri, hampir tak punya bernama Hachiman Hikigaya. Pandangan nya tentang dunia dan sosial sangat berbeda dari kebanyakan, dimana contohnya, anak-anak seumurannya asik mengobrolkan tentang kehidupan mereka, ia hanya berasumsi bahwa mereka hanya pembohong dengan dunia kebohongan mereka sendiri.

Sekilas, anime ini agak mirip dengan Boku wa Tomodachi Ga Sukunai, dimana si protag cowok terdampar di klub bersama 2 cewek cantik yang juga member klub, tetapi apa yang menarik mata saya, adalah filosofi yang ada pada anime ini, terutama pada Hikigaya sendiri. Seorang yang sendiri, loner, tetapi mempunyai sebuah pemikiran luas. Pemikiran-pemikiran ini agaknya menggugah saya untuk terus mengikuti anime ini, (walaupun sampai saat ini, saya baru menonton 3 episode)

Sebagai orang yang penyendiri di sekolah saya, saya selalu berpikir, apa ada tempat bagiku di sosialita? Apakah salah bagiku untuk duduk diam di kursi meja belajar sementara anak-anak lain merencanakan liburan berkelompok mereka dengan wajah 'liburan-ini-bakal-seru' dan semacamnya?

Tahun pertama saya sekolah di SMA, mayoritas pemikiran saya adalah pada sosialisasi tersebut.
sosial, sosial, sosial, sosial, berbaur, berbaur, berbaur,
sedikit demi sedikit saya seakan menemukan 2 jalur berbeda. Sebuah jalur penuh gelombang, berisi orang banyak dengan segala hal mayoritas didalam mereka, serta sebuah jalur sepi dimana hanya beberapa orang ada disana, berjalan dengan apa yang mereka punya, hal yang amat langka.

Dan saya, entah kenapa, berada diantara dua jalur itu, selalu berpikir manakah yang baik atau yang salah, berpikir, apakah sosiality harus mengikuti sebuah gelombang keras, berpikir, apakah salah bila saya mengikuti gelombang yang pelan.

"Lebih baik kamu dibenci dirimu sendiri daripada kamu disukai karena menjadi orang lain."
-Kurt Cobain, (Nirvana)

 Apa yang salah, dan apa yang benar.
Dalam sosialisasi itu semua hanyalah garis batas semu yang tidak semestinya diatur sebagaimana hukum mengatur garis batas negara.
Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada menjadi diri sendiri, apalagi diri sendiri yang dapat berkarya, berguna bagi orang lain, membuat sesuatu yang diakui, dan menjadi angin segar untuk dunia yang pengap ini.

Tidak masalah, apakah arus yang kau ambil adalah arus yang kencang, atau yang pelan.
jangan takut dari ancaman pihak seberang, mereka tak punya hak untuk mengesahkan garis semu itu, menjadikannya sebuah garis batas dan membuat tembok raksasa disana.

Karena apapun kamu, siapapun dirimu, janganlah takut akan sosialita, jadilah dirimu sendiri, lakukan apa yang dikatakan hatimu, karena walaupun engkau seorang manusia penyendiri, engkau pasti tetap mendapat jatah kebahagiaan di dunia ini.

"Ketika kalian saling menyalahkan orang lain, aku menempuh semua masalahku sendiri. Sekarang lihatlah, aku yang paling kuat."
-Hachiman Hikigaya



anyway, bonus

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar